Kebumen,
tak pernah hilang dalam hati
sanubariku. Kapanpun dan dimanapun aku berada, kampung halaman inilah
yang membuatku selalu ingin kembali, menikmati indahnya fajar, dan
senjanya, menikmati kehangatan keluarga yang selalu mencoba tetap
berdiri kokoh di kota itu.
Pun ketika aku harus meninggalkan
kota itu untuk mengejar ilmu di kota asing, yang jauh lebih besar, jauh
lebih menjanjikan, jauh lebih berbahaya, jauh lebih egois, jauh lebih
keras, dan jauh dari sana, tak akan pernah kulupakan eksotisitasnya.
Kerinduan pun selalu menyerang bahkan saat baru sedikit kulangkahkan
kakiku untuk meninggalkan kota tempat semua orang yang menyayangiku
bertahan di sana.
Terektektektektektektek…..
Kemarin pagi, aku masih terbangun
dan mendengar burung berkicau di kamar berukuran kecil di sebuah rumah
yang cukup besar di Kebumen, tapi, pagi ini, tidak ada burung berkicau,
tidak ada cahaya matahari pagi sehangat di sana, tidak ada sambutan
senyuman dari orang yang kusayang, tidak ada harum sedapnya masakan
ibunda. Yang ada hanyalah suara-suara kesibukan kota Yogyakarta yang
semakin keras dan egois, orang-orang yang sibuk berlalu lalang demi
aktivitas mereka, dan tidak ada yang kukenal. Tidak ada keluarga, aku
hanya untukku, keluargaku adalah diriku sendiri.
Haduh-haduh malah curhat dan sedih-sedihan.
Postingan ini sebenernya sudah
lama saya rencanakan, tapi, berhubung minimnya waktu karena kesibukan
dan kemalasan saya, akhirnya selalu tertunda dan ditunda. (Don’t try
this at home)
Oke, berhubung di atas, saya
sudah menunjukkan sisi kemelankolisan saya yang luar biasa dahsyat, maka
sekarang ketauan apa yang sedang saya rasakan. Iya, saya sedang rindu
sekali dengan Kebumen. Padahal, jelas-jelas saya baru aja menginjakkan
kaki di Yogya setelah long weekend kemaren. Gila, apa sih ajaibnya Kebumen dibanding kota Yogyakarta yang waow ini?
Adalah sebuah hati dan perasaan
yang bisa menjawabnya. (Halahyuhh). Mungkin, anda-anda yang membaca ini,
yang notabene nya orang Kebumen akan bilang ga penting dan membosankan,
bahkan mungkin jika anda bukan orang Kebumen sekalipun. Tapi buat saya,
Kebumen tidak ada matinya, bahkan sampai saya mati nanti.
Ngerriiiii…..
Baeklah, kekangenan saya kepada kota Kebumen yang tidak pernah ada habisnya menuntun saya untuk browsing lokasi-lokasi di sana, and here it is….proudly present….
First, ini adalah symbol dan
lambang kebanggaan kota Kebumen, ga perlu dijelaskan panjang lebar,
karena saya juga ga tau apa makna dari masing-masing gambar di sana,
jadi saya putuskan untuk tidak sok tau menjelaskan lambang ini secara
panjang lebar. Haha :P. Yang saya hafal adalah slogan kota KEBUMEN
BERIMAN (Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman) ->hafal dari jaman TK
Broo,,, syalalalala
Apakah ini?
Ini adalah tanda bahwa kalian memasuki wilayah kebumen kota, sepertinya sih, soalnya ini Land mark cuma
ada di beberapa tempat yang deket sama pusat kota Kebumen. Kalau yang
ini, berada di sebelah timur pertigaan Kedungbener yang misahin jalan ke
kota Kebumen sama jalan perhubungan antar kota antar provinsi (bis
kale. Haha). Kalo dari arah Yogya pasti nglewatin ini, Kayaknya, foto
ini diambil dari sebelah timur madep ke barat. Tuh ada tulisan “Selamat
Datang Warga Kebumen di Kampung Halaman Tercinta”. Tau aja pak, saya
cinta banget sama Kebumen. Hahaha. Yang jelas, tiap saya pulang dari
Yogya, kalo udah nyampe landmark ini, rasanya tu legaaa banget.
Next => Terminal Bus Kebumen
Kalo terminal bus, ya jelaslah buat bus-bus yag nglewatin kota Kebumen, masa iya terminal bus buat saya mangkal? Hehehe
Kalo ditanya, terminal bus Kebumen itu gimana, saya Cuma bisa jawab “Yaa, gitu deh”
Tapi, terminal bus ini
termasuknya udah lumayan loh, walopun letaknya ga di pusat kota
Kebumen. Jaman dulu, waktu saya masih SD, terminal bus Kebumen terletak
di pusat kota Kebumen, dan tempatnya itu sangat sempit. Selain itu,
bus-bus yang berlalu lalang di jalan protocol kota, membuat resah warga
yang masih banyak menggunakan sepeda. Mungkin karena sebab itulah,
terminal bus di pindah ke pinggiran kota. Hahaha.
Sayangnya, dengan perpindahan
jalur dan terminal bus tersebut, orang-orang dari luar kota Kebumen
tidak bisa melihat indah dan ramainya kota Kebumen. Lols.
Next => Stasiun Kereta Kebumen
Kebumen, selain punya terminal
bus, juga punya terminal kereta alias stasiun pastinya. Secara, ga bisa
dipungkiri, Kebumen tuh kota penting yang menghubungkan kota-kota di
selatan pulau Jawa. Mulai dari Cilacap, Banyumas, unntuk ke Semarang
dan Yogyakarta. Ga nyambung? (sambungin aja deh, haha). Oke oke,
stasiun Kebumen di gambar ini, adalah stasiun pusat atau stasiun
kotanya. Sebab, kalo di urutin dari ujung kulon sampe wetan, ada banyak
banget stasiun-stasiun kecil di Kebumen yang dinamakan sesuai dengan
nama kecamatan di mana stasiun itu berada (kaya kan punya stasiun
banyak?:D).
Letak stasiun ini cukup mengota,
dimana letaknya itu sekitar 300 meter arah selatan dari paku buminya
nya kota Kebumen. Paku bumi apalagi? Tunggu sebentar ya….
Next => The Main Landmark of Kebumen
Yuppp, ikon terbesar Kebumen abad ini….
Here is,,, Tugu Lawet. Plokplokplokplok.
Impian saya banget bisa foto di
sini, tapi, selama 19 tahun saya hidup, belum pernah sekalipun bisa
narsis di sini. Sebenernya bisa, tapi mau ga mau harus nunggu sampai
tengah malem baru bisa foto di sini tanpa hambatan. Kenapa? Ya jelas.
Ini landmark letaknya tepat
di tengah-tengah kota Kebumen (masa? Pura-puranya iyalah. Gitu aja
repot). Aw aw aw aw, tiap menit ini tugu di puterin sama orang-orang
lewat. Mana punya nyali buat foto di siang bolong, bisa di amankan
polisi sama di ketawain orang-orang pasar kali…
Gini
nih, versi senjakala nya, haha. Ga tau senjakala atau udah malam kala
ini fotonya. Kayanya udah malem gitu deh, soalnya udah sepi gitu.
Menurut saya, ini tugu
bener-bener eksotis, menceritakan warga Kebumen yang sedang memanjat
entah apa itu buat ngambil yang namanya sarang burung walet, komoditi
khas yang mahal dari Kebumen, Siapa yang bikin ya , detail banget lo
pemirsa. Buat yang bukan orang Kebumen, coba deh kunjungi landmark ini, dan nikmati pesonanya di tengah keramaian kota Kebumen. Hehehe.
Nah, muter trus ambil lurus ke
arah barat dari tugu lawet di atas, kita akan menemukan alun-alun
Kebumen. Alun-alun yang dimiliki warga Kebumen ini lumayan megah loh
Bahkan, menurut saya jauh lebih megah dari alun-alun yang ada di kota
Yogyakarta.
Liat kan, ada layar jumbonya
juga. Walopun masih kadang mati atau nayangin iklan-iklan ga penting
gitu, tapi ini tempat enak buat neduh. Haha (ketauan sering nongkrong di
bawah sini). Lokasi favorit saya sama calon suami di sini nih buat
nikmatin batagor sama es degan, haduhhh. Jadi pengen lagi…
Ini, diambil pasti pas udah
malem. Siang aja indah, apalagi malem. Alun-alun Kebumen kalo malem itu
rame dengan adanya pedagang-pedagang makanan ala ala lesehan yang pas
banget buat kongkow, kumpul-kumpul sama keluarga dan temen.Ada juga yang
menyewakan mainan-mainan buat anak. Buat sekedar nyari inspirasi, atau
foto ria sana sini juga oke.
Kalau buat saya, alun-alun
Kebumen itu banyak banget kenangan dan nilai gunanya. Siapa sih anak
gadis yang suka nongkrong di alun-alun Kebumen tiap asyar
sendirian?siapa sih anak gadis yang tiap kali abis nangis, kesal, marah
justru lari ke alun-alun trus bisa ketawa lagi? Ya itu saya pemirsa.
Mungkin aneh dan tidak biasa. Tapi buat saya, salah satu tempat
menenangkan di Kebumen adalah alun-alun Kebumen di sore hari. Bayangkan
saat kita kesal, lalu kita melihat orang-orang yang berada di tengah
lapangan, mereka berolahraga, bermain bola. Bukankah menyenangkan
melihat mereka tertawa bahagia. Sedangkan ketika kita melihat ke sisi
luar alun-alun, kita bisa melihat kendaraan lalu lalang yang ditumpangi
oleh orang-orang, siswa siswi yang tidak sabar ingin cepat sampai rumah.
Disaat mata kita disuguhi pemandangan seperti itu, telinga kita
mendenagrkan suara-suara merdu dari sebelah barat, dari sebuah masjid
yang berdiri kokoh dan indah di sana…
Ketiga alasan itulah yang membuat
saya rela duduk diam memandangi jalan dan lapangan di tengah kota
Kebumen, memberikan saya inspirasi dan kenikmatan hati yang selalu saya
rindukan.
Salutnya lagi, Kebumen juga merupakan kota yang berdisiplin tinggi… Ini buktinya, haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar