Minggu, 16 Februari 2014

Semuanya Tentang Kebumen

Kebumen,

tak pernah hilang dalam hati sanubariku. Kapanpun dan dimanapun aku berada, kampung halaman inilah yang membuatku selalu ingin kembali, menikmati indahnya fajar, dan senjanya, menikmati kehangatan keluarga yang selalu mencoba tetap berdiri kokoh di kota itu.
Pun ketika aku harus meninggalkan kota itu untuk mengejar ilmu di kota asing, yang jauh lebih besar, jauh lebih menjanjikan, jauh lebih berbahaya, jauh lebih egois, jauh lebih keras, dan jauh dari sana, tak akan pernah kulupakan eksotisitasnya. Kerinduan pun selalu menyerang  bahkan saat baru sedikit kulangkahkan kakiku  untuk meninggalkan kota tempat semua orang yang menyayangiku bertahan di sana.
Terektektektektektektek…..
Kemarin pagi, aku masih terbangun dan mendengar burung berkicau di kamar berukuran kecil di sebuah rumah yang cukup besar di Kebumen, tapi, pagi ini, tidak ada burung berkicau, tidak ada cahaya matahari pagi sehangat di sana, tidak ada sambutan senyuman dari orang yang kusayang, tidak ada harum sedapnya masakan ibunda. Yang ada hanyalah suara-suara kesibukan kota Yogyakarta yang semakin keras dan egois, orang-orang yang sibuk berlalu lalang demi aktivitas mereka,  dan tidak ada yang kukenal. Tidak ada keluarga, aku hanya untukku, keluargaku adalah diriku sendiri.
Haduh-haduh malah curhat dan sedih-sedihan.
Postingan ini sebenernya sudah lama saya rencanakan, tapi, berhubung minimnya waktu karena kesibukan dan kemalasan saya, akhirnya selalu tertunda dan ditunda.  (Don’t try this at home)
Oke, berhubung di atas, saya sudah menunjukkan sisi kemelankolisan saya yang luar biasa dahsyat, maka sekarang ketauan apa yang sedang saya rasakan. Iya, saya sedang rindu sekali dengan Kebumen. Padahal, jelas-jelas saya baru aja menginjakkan kaki di Yogya setelah long weekend kemaren. Gila, apa sih ajaibnya Kebumen dibanding kota Yogyakarta yang waow ini?
Adalah sebuah hati dan perasaan yang bisa menjawabnya. (Halahyuhh). Mungkin, anda-anda yang membaca ini, yang notabene nya orang Kebumen akan bilang ga penting dan membosankan, bahkan mungkin jika anda bukan orang Kebumen sekalipun. Tapi buat saya, Kebumen tidak ada matinya, bahkan sampai saya mati nanti.
Ngerriiiii…..
Baeklah, kekangenan saya kepada kota Kebumen yang tidak pernah ada habisnya menuntun saya untuk browsing lokasi-lokasi di sana, and here it is….proudly present….


 First, ini adalah symbol dan lambang kebanggaan kota Kebumen, ga perlu dijelaskan panjang lebar, karena saya juga ga tau apa makna dari masing-masing gambar di sana, jadi saya putuskan untuk tidak sok tau menjelaskan lambang ini secara panjang lebar. Haha :P. Yang saya hafal adalah slogan kota KEBUMEN BERIMAN (Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman) ->hafal dari jaman TK Broo,,, syalalalala

Apakah ini?
Ini adalah tanda bahwa kalian memasuki wilayah kebumen kota, sepertinya sih, soalnya  ini Land mark cuma ada di beberapa tempat yang deket sama pusat kota Kebumen. Kalau yang ini, berada di sebelah timur pertigaan Kedungbener yang misahin jalan ke kota Kebumen sama jalan perhubungan antar kota antar provinsi (bis kale. Haha). Kalo dari arah Yogya pasti nglewatin ini, Kayaknya, foto ini diambil dari sebelah timur madep ke barat. Tuh ada tulisan “Selamat Datang Warga Kebumen di Kampung Halaman Tercinta”. Tau aja pak, saya cinta banget sama Kebumen. Hahaha. Yang jelas, tiap saya pulang dari Yogya, kalo udah nyampe landmark ini, rasanya tu legaaa banget.

Next  =>  Terminal Bus Kebumen
Kalo terminal bus, ya jelaslah buat bus-bus yag nglewatin kota Kebumen, masa iya terminal bus buat saya mangkal? Hehehe
Kalo ditanya, terminal bus Kebumen itu gimana, saya Cuma bisa jawab “Yaa, gitu deh”
Tapi, terminal bus ini termasuknya udah lumayan loh, walopun letaknya  ga di pusat kota Kebumen. Jaman dulu, waktu saya masih SD, terminal bus Kebumen terletak di pusat kota Kebumen, dan tempatnya itu sangat sempit. Selain itu, bus-bus yang berlalu lalang di jalan protocol kota, membuat resah warga yang masih banyak menggunakan sepeda. Mungkin karena sebab itulah, terminal bus di pindah ke pinggiran kota. Hahaha.
Sayangnya, dengan perpindahan jalur dan terminal bus tersebut, orang-orang dari luar kota Kebumen tidak bisa melihat indah dan ramainya kota Kebumen. Lols. 

Next => Stasiun Kereta Kebumen
Kebumen, selain punya terminal bus, juga punya terminal kereta alias stasiun pastinya. Secara, ga bisa dipungkiri, Kebumen tuh kota penting  yang menghubungkan kota-kota di selatan pulau Jawa. Mulai dari Cilacap, Banyumas, unntuk ke Semarang dan  Yogyakarta. Ga nyambung?  (sambungin aja deh, haha). Oke oke, stasiun Kebumen di gambar ini, adalah stasiun pusat atau stasiun kotanya. Sebab, kalo di urutin dari ujung kulon sampe wetan, ada banyak banget stasiun-stasiun kecil di Kebumen yang dinamakan sesuai dengan nama kecamatan di mana stasiun itu berada (kaya kan punya stasiun banyak?:D).
Letak stasiun ini cukup mengota, dimana letaknya itu sekitar 300 meter arah selatan dari  paku buminya nya kota Kebumen. Paku bumi apalagi? Tunggu sebentar ya….

Next => The Main Landmark of Kebumen
Yuppp, ikon terbesar Kebumen abad ini….
Here is,,, Tugu Lawet. Plokplokplokplok.
Impian saya banget bisa foto di sini, tapi, selama 19 tahun saya hidup, belum pernah sekalipun bisa narsis di sini. Sebenernya bisa, tapi mau ga mau harus nunggu sampai tengah malem baru bisa foto di sini tanpa hambatan. Kenapa? Ya jelas. Ini landmark  letaknya tepat di tengah-tengah kota Kebumen (masa? Pura-puranya iyalah. Gitu aja repot). Aw aw aw aw, tiap menit ini tugu di puterin sama orang-orang lewat. Mana punya nyali buat foto di siang bolong, bisa di amankan polisi sama di ketawain orang-orang pasar kali…
Gini nih, versi senjakala nya, haha. Ga tau senjakala atau udah malam kala ini fotonya. Kayanya udah malem gitu deh, soalnya udah sepi gitu.
Menurut saya, ini tugu bener-bener eksotis, menceritakan warga Kebumen yang sedang memanjat entah apa itu buat ngambil yang namanya sarang burung walet, komoditi khas yang mahal dari  Kebumen, Siapa yang bikin ya , detail banget lo pemirsa. Buat yang bukan orang Kebumen, coba deh kunjungi landmark  ini, dan nikmati pesonanya di tengah keramaian kota Kebumen. Hehehe.

Nah, muter trus ambil lurus ke arah barat dari tugu lawet di atas, kita akan menemukan alun-alun Kebumen. Alun-alun yang dimiliki warga Kebumen ini lumayan megah loh Bahkan, menurut saya jauh lebih megah dari alun-alun yang ada di kota Yogyakarta.

Liat kan, ada layar jumbonya juga. Walopun masih kadang mati atau nayangin iklan-iklan ga penting gitu, tapi ini tempat enak buat neduh. Haha (ketauan sering nongkrong di bawah sini). Lokasi favorit saya sama calon suami di sini nih buat nikmatin batagor sama es degan, haduhhh. Jadi pengen lagi…

Ini, diambil pasti pas udah malem. Siang aja indah, apalagi malem. Alun-alun Kebumen kalo malem itu rame dengan adanya pedagang-pedagang makanan ala ala lesehan yang pas banget buat kongkow, kumpul-kumpul sama keluarga dan temen.Ada juga yang menyewakan mainan-mainan buat anak. Buat sekedar nyari inspirasi, atau foto ria sana sini juga oke.


Kalau buat saya, alun-alun Kebumen itu banyak banget kenangan dan nilai gunanya. Siapa sih anak gadis yang suka nongkrong di alun-alun Kebumen tiap asyar sendirian?siapa sih anak gadis yang tiap kali abis nangis, kesal, marah justru lari ke alun-alun trus bisa ketawa lagi? Ya itu saya pemirsa. Mungkin aneh dan tidak biasa. Tapi buat saya, salah satu tempat menenangkan di Kebumen adalah alun-alun Kebumen di sore hari. Bayangkan saat kita kesal,  lalu kita melihat orang-orang yang berada di tengah lapangan, mereka berolahraga, bermain bola. Bukankah menyenangkan melihat mereka tertawa bahagia. Sedangkan ketika kita melihat ke sisi luar alun-alun, kita bisa melihat kendaraan lalu lalang yang ditumpangi oleh orang-orang, siswa siswi yang tidak sabar ingin cepat sampai rumah. Disaat mata kita disuguhi pemandangan seperti itu, telinga kita mendenagrkan suara-suara merdu dari sebelah barat, dari sebuah masjid yang berdiri kokoh dan indah di sana…
Betapa suara-suara itu sangat menenangkan dan mampu melepas kepenatan di hidup saya.
Ketiga alasan itulah yang membuat saya rela duduk diam memandangi jalan dan lapangan di tengah kota Kebumen, memberikan saya inspirasi dan kenikmatan hati yang selalu saya rindukan.

Salutnya lagi, Kebumen juga merupakan kota yang berdisiplin tinggi… Ini buktinya, haha               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar